Bandar Lampung
Trienews.com-Demi mendorong peningkatan ekspor di Pelabuhan Panjang, Gubernur Lampung Arinal Djunaidi mendukung penerapan Go Live MOS (Marine Operating System atau digitalisasi layanan pandu tunda) di PT. Pelabuhan Indonesia II (persero) Cabang Panjang.
Hal itu diungkapkan Asisten Bidang Administrasi Umum Provinsi Lampung Chandri saat mewakili Gubernur meresmikan Go Live MOS, di Gudang CFS IPC Panjang, Pelabuhan Panjang, Bandarlampung, Jum’at (20/12/2019).
Menurut Chandri, Go Live MOS merupakan digitalisasi proses perencanaan, pencatatan, pelaporan dan informasi pelayanan kapal di Pelabuhan Panjang.
“MOS merupakan salah satu sistem pelayanan yang berbasis digital di mana proses perencanaan, pencatatan, pelaporan dan informasi pelayanan kapal di Pelabuhan Panjang,” ujar Chandri.
Dia menjelaskan pelayanan ini secara otomatis berjalan melalui MOS. Semua data terlacak dan dapat dimonitor melalui dashboard pelayanan. “Dengan adanya penerapan sistem digitalisasi ini diharapkan pelayanan pemanduan dan penundaan akan semakin efektif yang nantinya dapat meningkatkan produktivitas dari Pelabuhan Panjang,” kata Chandri.
Pada kesempatan itu juga, Asisten Bidang Administrasi Umum Provinsi Lampung ini meresmikan Gudang CFS (Container Freight Station) dan 2 unit Road Sweeper PT. Pelabuhan Indonesia II (persero) Cabang Panjang.
Chandri menjelaskan bahwa Lampung merupakan salah satu Provinsi yang memiliki sumber daya alam (SDA) dan hasil pertanian yang berkualitas. Oleh sebab itu, dibutuhkan sebuah pelabuhan yang berkelas dunia agar produk produk yang dihasilkan Lampung dapat dikirim Iebih banyak ke Negara lain.
“Pelabuhan Panjang merupakan satu-satunya pelabuhan di Lampung. Sebagai pintu gerbang ekonomi Provinsi Lampung saat ini, PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) Cabang Panjang diharapkan terus melakukan pengembangan dalam hal peningkatan kualitas Iayanan, produktivitas serja kinerja yang Iebih efektif dan eflsien salah satunya melalui implementasi digitalisasi disemua Iayanan PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) Cabang Panjang,” jelas Chandri.
Dengan adanya peresmian MOS ini, Chandri berharap akan memudahkan pengintegasian pergerakan kapal di pelabuhan. “Ini merupakan terobosan yang luar biasa dan sangat milenial, dengan harapan mampu mengintegrasikan penggerakan di pelabuhan IPC Panjang,” ungkapnya.
Chandri menilai selama ini Provinsi Lampung belum memiliki fasilitas gudang CFS yang berkapasitas besar dan terintegerasi langsung dengan pelabuhan untuk penanganan barang impor berstatus LCL.
“Idealnya ada kawasan khusus bersifat Iayanan satu atap dan terintegrasi untuk barang LCL Corgo di Pelabuhan Panjang agar konsolidasi untuk barang lebih cepat, efisien dan efektif karena dengana adanya fasilitas yang terintegrasi ini penanganan cargo LCL dapat menurunkan masa inap barang,” jelas Chandri.
Dengan adanya Gudang LCL ini diharapkan juga dapat membantu industri kreatif di Provinsi Lampung berkembang. “Dengan adanya Gudang CFS ini para pelaku industri kreatif di Provinsi Lampung untuk dapat mengirimkan barang ke Luar Negeri,” jelasnya.
Dalam mendukung komitmen pemerintah untuk mewujudkan Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia, Chandri mengungkapkan bahwa Pemerintah Provinsi Lampung sangat mengapresiasi PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) Cabang Panjang yang telah mengimplementasikan Green Port di Pelabuhan Terbesar di Sumatera bagian selatan ini.
“Salah satu bentuk implementasi Green Port di Pelabuhan Panjang ini yaitu dengan menyediakan 2 (dua) unit Road Sweeper. Dengan adanya Road Sweeper ini diharapkan dapat mengurangi polusi udara yang diakibatkan oleh debu. Dengan penerapan Green Port ini kami harap Pelabuhan Panjang dapat meningkatkan daya saing dari Pelabuhan itu sendiri baik untuk main business dari perusahaan maupun bagi unit pendukung dari suatu fasilitas pelabuhan dalam persaingan global,” jelasnya
Sementara itu, General Manager IPC Panjang Drajat Sulistyo mengatakan bahwa IPC Panjang terus melakukan modernisasi dan digitalisasi disemua lini pelayanan yang tak lain untuk memberikan pelayanan yang memenuhi ekspektasi pengguna jasa.
“Kami terus mendorong semua pelayanan yang ada di IPC Panjang berbasis informasi, pada tahun 2020 Pelabuhan Panjang sudah menjadi pelabuhan yang memiliki pelayanan berkelas dunia,” ujar Drajat.
Menurut Drajat, hal ini merupakan prospek cerah bagi Provinsi Lampung dan sekitarnya untuk memasarkan produk – produknya ke manca Negara. “Sekali lagi saya sampaikan bahwa IPC Panjang terus mendorong semua pelayanan berbasis IT,” ujar Drajat.
Terkait peresmian gudang CFS, Drajat mengungkapkan bahwa ini dalam rangka membantu Pemprov Lampung dalam meningkatkan ekspor di Pelabuhan Panjang.
“Ini juga sebagai respons terhadap kebutuhan wilayah pasar di Pelabuhan Panjang. CFS untuk memenuhi kebutuhan UMKM Lampung untuk eksport, dan kami akan memfasilitasinya. Oleh karenanya diperlukan dukungan dari Pemeritah Provinsi Lampung, dan stakeholder terkait,” ujarnya.
Tak hanya pelayanan berbasis teknologi, Drajat juga mengungkapkan bahwa IPC Panjang akan mengimplementasikan Green Port. Dan dengan mengimplementasikan Green Port Pelabuhan Panjang dapat meningkatkan daya saing dari Pelabuhan itu sendiri baik untuk main business dari perusahaan maupun bagi unit pendukung dari suatu fasilitas pelabuhan dalam persaingan global.
“Di bulan yang sama IPC Panjang juga telah meluncurkan sistem pembayaran dengan Virtual Account dan e-invoice. Dengan adanya Virtual Account pengguna jasa mendapat rasa aman dalam bertransaksi, tidak perlu melakukan konfirmasi ulang dan serta kemudahan saat melakukan transaksi. Serta e-invoice merupakan layanan yang memudahkan pelanggan dalam melakukan pencetakan nota,” jelasnya.
Sumber : Lampung Visual.Com
Editor : frk