Bandar Lampung
Trienews.com (SMSI-Lpg) – Perjalanan satu sampai tiga jam setiap hari Senin dan Jumat, menjadi rutinitas Halimah (34), guru honor Paud, asal Dusun Suka Maju, Pekon Putih Doh, Kecamatan Cukuh Balak, Tanggamus, menuju Pulau Tabuan. Wanita kelahiran 5 Juni 1987, itu peraih penghargaan Inspiratif Cindar Bumi Pejuang Pendidikan, PWI Provinsi Lampung tahun 201.
Halimah harus berjuang melawan ombak lautan lepas wilayah Tanggamus menuju Pekon Suka Banjar, Pulau Tabuan. Setiap Senin pagi, mengendarai tumpangan perahu jukung Nelayan, demi mengajar di Paud Mawar. Kegigihan demi generasi bangsa itu dilakoni sejak tahun 2012.
“Sempat mengajar beberapa Paud desa tetangga, Pekon Banjar Manis, Pekondoh, Lalu kemudian di Pulau. Awalnya ditawari Dinas siapa yang bersedia, karena tidak ada yang mau saya menyodorkan diri. Ya motivasinya ingin berbagi dengan mereka yang berada terpencil, termasuk terisolasi mereka disana, jauh dari tehnologi,” kata Halimah.
Menurut Halimah, untuk menuju Pulau hanya bisa dilalui dengan perahu jukung, dengan jarak tempat 1-3 jam. “Satu jam jika ombak tenang. Ya harus terombang ambing tiga jam lebih jika ombak sedang besar. Berangkat dan pulang bersama warga, kadang saya bawa anak saya,” kata Wanita dua orang anak ini.
Halimah mengaku mengajar sejak hari Senin, dan kembali kerumha Jum’at sore. Sudah 10 tahun sudah Halimah mengabdikan di sekolah Paud itu. “Saya bangga dengan profesinya sebagai guru, meski hanya mengajar di Paud di daerah terpencil pulau. Alasan mengajar di daerah terpencil, hanya ingin membagikan ilmunya kepada banyak orang,” ujar Halimah yang sempat kaget dapat penghargaan bergengsi dari PWI Provinsi Lampung.
Haliman juga mengaku mau mengajar di pulau Tabuan karena disana sangat membutuhkan tenaga pendidik yang bisa cerita juga dunia luar. “Secara Pulau Tabuan menjadi daerah yang terisolir. Dan menjadi tantangan jiwa, dengan memberikan pengetahuan. Daripada ilmu tertinggal dirumah lebih baik dibagi dan semoga bisa jadi amal jariyah,” kata Halimah.
Soal honornya, Halimah menyatakan
menerima gaji honor insentif dari Kabupaten Rp200 ribu perbulan, dengan tambahan, insentif desa Rp300, dan ada tambahan transportasi dari dana BOP Kesosialan dari Pengelola PUAD. “Dibayarnya pertiga bulan,” ujarnya polos.
Soal status PNS, Halimah menyatakan siapa yang tidak mau jadi PNS, tapi itu hanya keinginan. “Mau jugalah bangm jadi status PNS. Tapi saya tidak berani mendaftar CPNS. Saya tahu diri aja, dan tak mau mimpi tinggi tinggi. Kita di kampung ga punya dekengan, mana mungkinlah bang jadi CPNS. Jadi mu daftar minder duluan. Kalo sudah rejeki ya nanti juga datang,” katanya. (Red)