Surakarta : trienews.com – Batik merupakan salah satu dari sekian banyak warisan budaya adat jawa yang merupakan ciri khas daerah tertentu maupun suatu bangsa, dan identitas suatu negara, yang menjadi pembeda dengan negara-negara lainnya. Indonesia mempunyai beragam ciri kebudayaan dan adat istiadat yang bervariasi salah satunya batik tulis sebagai kekayaan budaya nasional mengandung nilai filosofi juga sejarah.
Terkait hal tersebut Sertu Priyanto Babinsa Kel. Jayengan Koramil 03 Serengan Kodim Surakarta melaksanakan Komunikasi Sosial (Komsos) dengan pengrajin Batik Tulis di Rumah Budaya Go Tiek Swan Harjosuwarno di Kampung Notosuman Kel Jayengan Kec. Serengan Kota Surakarta (07/01/2020).
Rumah budaya Dalem Hardjonegaran yang dibangun sejak tahun 1960 merupakan cikal bakal dari batik Go Tik Swan, penerus Batik ini yaitu K.RA. Kanjeng Harjosuwarno dan Supingah.
K.RA. Kanjeng Harjosuwarno menyampaikan bahwa sampai dengan saat ini saya memegang teguh konsep dengan mempertahankan keaslian desain motif dari Go Tik Swan, Ragam dan teknik pembatikan terjaga keautentikanya tidak ada yg diubah sedikitpun karena ketersediaan warna dipasaran dan cuaca yang sangat berpengaruh dalam proses pembatikan dari pembuatan pola, pembatikan juga proses pewarnaanya.
Parang Bima Kurda, Sawunggalih, Parang mega kusuma, Rengga Puspita adalah diantara sekian banyak motif batik tulis yang ada di batik Go Tik Swan yang dalam pengerjaannya bisa memakan waktu 3 bulan hingga 6 bulan untuk satu buah kain sehingga harga jual batik tulis ini tergolong lumayan mahal untuk harga di pasaran di pasarannya, Pungkasnya
Penulis : (Agus Kemplu)
Editor : frk