Mesuji
Trienews.id – Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri Kabupaten Mesuji, Lampung, menggelar In House Training Implementasi Kurikulum Merdeka (IHT IKM).
Kegiatan itu dalam upaya penyusunan belajar pelaksanaan program sekolah penggerak, bertempat di SLBN Mesuji, Desa Bujung Buring, Kecamatan Tanjung Raya, Mesuji, Selasa (12/06/22).
Adapun pelaksanaan IHT IKM dimulai pada 12 – 14 Juli secara luring dan 15 – 19 Juli secara mandiri. Kegiatan di hadiri oleh seluruh Komite Pembelajar SLB, Dewan Guru SLB Negeri Mesuji dan Narasumber Pengawas SLB Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Lampung, Abdul Halim, S.Pd, M.Pd.
Pengawas SLB Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Lampung, Abdul Halim, S.Pd, M.Pd. sebagai narasumber menjelaskan, bagaimana tentang penyusunan dan pelaksanaan kegiatan mengimplementasikan kurikulum merdeka belajar di SLB Negeri Mesuji.
Kurikulum dengan pembelajaran intrakurikuler yang beragam di mana konten akan lebih optimal agar peserta didik memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep dan menguatkan kompetensi.
“IHT ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan individu pendidik di sekolah. Tentu menggerakkan sendi moral pendidikan di sekolah, terutama dalam melaksanakan program meningkatkan mutu belajar dan mengajar disekolah kurikulum merdeka belajar,” jelasnya.
Sementara, Kepala SLB Negeri Mesuji Widi Guntur Bawono mengatakan, sebagai sekolah penggerak wajib melaksanakan kurikulum merdeka yang berfungsi sebagai kontrol dalam pembelajaran.
Saat ini di Provinsi Lampung terdapat dua sekolah penggerak yang mengembangkan kurikulum merdeka belajar yaitu, SLB Harapan Ibu di Kota Metro dan SLBN di Kabupaten Mesuji.
Dalam pelaksanaan IHT ini lanjutnya, diharapkan dewan guru dapat menyusun kurikulum operasional satuan pendidikan sesuai dengan kebutuhan sekolah dan dapat membentuk siswa – siswi berdasarkan konsep pelajar pancasila.
Pihaknya juga kan terus melakukan inovasi demi memajukan sekolah SLBN Mesuji untuk melangsungkan program belajar merdeka dan kurikulum lainnya.
“Tentunya demi meningkatkan belajar dan mengajar di sekolah penggerak,” pungkasnya.(Mihsan)